Angin-angin
musim dingin masih tersisa. Tiap hembusannya menerpa tiap jengkal kulit ini, terasa
begitu menusuk. Tiap hembusannya seakan membawa kenangan dan rasa yang sangat
ingin dilupakan. Sudah memang waktunya untuk melupakan karena musim semi akan tiba.
Jangan biarkan kenangan itu terkukung di dalam bunga-bunga mekar di musim semi.
Jangan biarkan bunga-bunga itu menyimpan hawa dingin. Biarkan bunga itu
menyibakkan rasa hangat kepermukaan. Biarkan bunga-bunga itu membawa kebahagian
kepada tiap mata yang memandangnya. Musim berganti dan biarkan semua
mengikutinya. Musim datang dan pergi dan biarkan semua mengikutinya. Biarkan.
Hanya satu yang tidak boleh berganti. Satu yang tidak boleh datang dan pergi.
Hal itu adalah senyuman di wajahmu. Sambutlah tiap musim dengan simpul senyuman
yang indah. Dan biarkan tiap musim pergi dengan senyuman pula. Jangan biarkan
musim-musim itu melihat tetes air dari kedua kelopak mata indahmu. Jangan.
Tiga....
Untuk
tiga tahun semua ingatan itu berputar dan terus berputar. Berputar diikuti
sebuah tanda. Tanda .... tanda tanya. Tanya .... tanya akan semua yang terjadi.
Ada yang tidak berubah selama waktu itu. Musim terus berganti selama waktu itu.
Musim semi datang kemudian pergi digantikan musim panas, musim gugurpun datang
mengganti musim panas, dan musim gugur pergi digantikan musim dingin. Hingga
angka-angka tahun berganti. Musim-musim itu tidak berubah. Sama. Mereka tetap
datang dan pergi. Ada yang tidak berubah. Lengan yang selalu berisisian. Derap
langkah yang selalu bersama. Tatapan yang sama. Ada yang tidak berubah....
Ada
yang berubah, jalan cerita semua ini. Musim mungkin tetap sama. Tapi tiap musim
tidak memberikan cerita yang sama. Ketika derap langkah ini selalu bersama tapi
kebersamaan itu tidak lagi sama. Langkah ini sama, namun ada yang tertinggal.
Lengan masih bersisian tapi sosoknya tak lagi ada disisi yang sama. Hanya
tinggal senyuman yang masih bisa bertahan dan.........
0 komentar:
Posting Komentar